Yogyakarta, temanggungnews.com - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) memamerkan beragam karya kreatif dalam kegiatan Gelar Karya PGSD UST. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Selasa (16/12/2025) di Ruang Ki Sarino dan menjadi wadah aktualisasi mahasiswa dalam mengintegrasikan nilai budaya, seni, serta inovasi pembelajaran berbasis ajaran Tamansiswa.
Kegiatan Gelar Karya PGSD UST dibuka oleh Wakil Dekan I FKIP UST, Nurcholish Arifin Handoyono, M.Pd., dan diawali dengan sambutan Ketua Program Studi PGSD FKIP UST, Dr. Anang Sudigdo, M.Pd. Dalam sambutannya, Kaprodi PGSD menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai bagian dari proses pembelajaran yang mendorong mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menghadirkan karya nyata yang berakar pada kebudayaan sebagai perwujudan Catur Dharma Perguruan Tinggi.
Wakil Dekan I FKIP UST menilai Gelar Karya PGSD sebagai kegiatan strategis dalam memperkuat mutu akademik program studi. Menurutnya, karya-karya mahasiswa yang ditampilkan mencerminkan keterpaduan antara capaian pembelajaran, kreativitas, serta kontribusi nyata dalam pengembangan budaya di lingkungan pendidikan dasar.
Berbagai rangkaian kegiatan turut memeriahkan Gelar Karya PGSD UST, mulai dari workshop, talk show, hingga pameran lukisan seni dan produk pembelajaran berbasis STEAM hasil karya mahasiswa. Kegiatan tersebut semakin semarak dengan penampilan tari dan lagu yang dibawakan mahasiswa sebagai bentuk pelestarian seni dan budaya.
Pada sesi workshop, Cak List, pegiat Sariswara Taman Siswa, mengajak peserta untuk memahami dolanan sebagai media pembelajaran berbudaya yang dapat diterapkan di sekolah dasar. Sementara itu, Paksi Raras Alit, pegiat musik dan sastra, menekankan pentingnya kreativitas seni dan musik tradisi sebagai sarana menghidupkan budaya di tengah tantangan era modern.
Sementara itu, talk show yang menghadirkan Fajar Kurnia Aji, S.Pd., alumni PGSD UST sekaligus guru di SDN Surokarsan 2, mengangkat tema peran guru sebagai agen penggerak kebudayaan. Pada sesi penutup, para narasumber sepakat bahwa setiap individu memiliki potensi kognitif dan imajinatif yang dapat dikembangkan melalui seni, sehingga mahasiswa diharapkan tidak ragu untuk terus berkarya dan berinovasi di bidang kebudayaan.

Posting Komentar